4 agustus 2014
masih teringat di benak ku dimana malam itu jadi malam terakhirku di kampung
halaman ku yang membuatku bebas mengekpresikan diri,kupamiti ku salimi semua
saudara ku “pun pergi aku ya ke bandung kuliah”aku pamiti apun sambil
bersalaman sambil memeluk .”pak.pergi titin ya pak kuliah,doakan titin selalu ya pak”kusalami bapakku kali ini
aku tidak bisa menahan airmata ku.Air mataku pun membasahi tangan kanan
bapakku,ingin sekali rasanya aku peluk bapakku saat itu tapi merasa canggung
mungkin karna usia yang sudah mulai besar.Malam itu adik kembarku di bawa kakak
ku nginap dirumahnya jadi aku tidak bisa pamit kepad adik kembar kesayanganku
yang selama ini menemani hari hari ku.Aku berbisik dalam hati ada untungnya
juga adik adik ku tidak disini mungkin sempat mereka disini kepergian akan
tertahan karna aku tidak sanggup melihat air mata adiku yang menangis di depan
sambil minta ikut. Malam itupun aku berpamitan kepada salah satu guru
kesayangan ku waktu SMA yaitu guru biologi ku sekaligus guru yang memotivasi ku
selama ini yaitu ibu rizka,sebelum berpamitan ibuk rizka sempat memberi
secangkir motivasi malam itu.Satu kata kata ibuk rizka yang masih membekas di
hatiku yaitu apapun yang terjadi ingat Allah titin salat jangan pernah
tinggal.”iya buk”jawab ku denga suara lirih.
Malam semakin
terasa kelabu saat aku pergi ke rumah sahabat SMA ku.Aku ucapkan perpisahan
dengan sahabat masa SMA ku yang ku beri julukan lelontoh itu sambil memeluk dia
dengan isakan tangis yang tak bisa kubendung kali ini aku benar benar tidak
bisa menahan air mata itu, si lelontohpun memelukku sambil menangis.”kok buru
buru kali ko pergi,kenapa engga ko bilang pergi malam ini dari kemaren
lola?”dia bertanya dengan nada suara yang seperti berat.ya lola itu julukan dia
untukku.akupun terdiam saat itu tidak mampu untuk berbicara karna memang malam
itu hanya mata ku yang dapat berbicara.Setelah lama kami menangis handphone ku
pun berbunyi telepon dari mamak”dimana nak,ayok berangkat nak”kata mamak
kesayangan ku.”iya mak”ku jawab dengan pelan.
Sampainya
dirumah akupun menaiki mobil yang dibawa oleh abang kandugku sendiri dan aku
didampingi sosok wanita yang luar biasa malam itu yaitu mamak ku.Sebelum
berangkat aku panjatkan doa kepada Nya ku serahkan selanya kepadaNya.”Ya Allah
berkahlah perjalan ku usiaku serta jadikan aku hambaMu yang selalu
bersyukur”doaku malam itu.Sepanjang perjalan dari subulussalam aceh menuju
bandara kuala namo aku hanya bisa menatap jalan jalan dan rumah gedung yang
kami lewati.
Akupun
dibanguni mamakku “sudah sampai nak di bandara”kata maka ku “emmmm”kutarik
badanku.Abangkupun mulai menurunkan cover merah ku mungkin hampir sama berat
cover itu dengan badan abang ku.Sampai di bandara kami antri untuk check in dan
tepat pukul 09.00 pagi kami pun mulai memasuki pesawat.Sedikit gemetar gugup
dan norak karna inilah penerbangan pertamaku.mamakkupun tersenyum melihat
tingkah ku dan memelukku dan mengajariku membaca doa dalam penerbangan,setelah
kami membaca doa semua nya terasa tenang.
Ternyata bukan
aku saja perdana dalam penerbangan,disamping kursi mamakku ada seorang pemuda
dengan badan membungkuk sambil membaca doa.”nak,baru pertama terbang ya”tanya
mamak ku “iya buk”jawab pemuda itu “memang kamu mau kemana nak?” “ke bandung
buk mau kuliah” “kuliah dimana kamu nak?” di Tekom niversity bu”.Terserentak
aku menyangga obroban mamak dan pemuda itu “jurusan apa ko?”kutanya dengan
wajah gembira.”s1 teknik telekomunikasi”jawabnya dengan selo “wahh sama
kita,siapa nama ko?” jawab ku dengan logat ku.”edrea cioksidy,kamu?”dia
bertanya balik “siti hartinah biasa di panggil titin munthe”jawab ku.”bagus ni
nak kalian satu tujuan”kata mamakku.
Tanpa terasa
karna keasikan mengobrol penerbangan kami tinggal 15 menit lagi.Dalam
perjalanan ku aku tidak pernah membiarkan mataku tertutup tetap kutatapi
pemandangan dari atas begitu luar biasa.Pesawat kamipun melewati ibu negara
jakarta tinggal hitungan menit lagi kami akan sampai di bandara husen sastra
negara,rasa gugup mulai muncul dibenakku,dan berpikir apa itu kuliah? Bagaimana
cara kuliah ? ya aku ingat nasehat guruku sejenak “jalani dan serahkan
segalanya kepada Allah”
Alhamdulillah.Kami
pun tiba di bandara husen sastra negara bandung.Kulangkahkan kaki ini menuju
tempat check out sambil memegang tangan mamak ku.Si edrea pun mengajak kami
untuk menunggu supir yang dikirim teman bokapnya untuk menjemputnya,edrea pun
mengajak kami untuk berangkat bareng ke telkom unversity.”ayok buk,tin bareng”
ajak edrea “terima kasih sebelumnya ya nak”jawab ibuku.Dalam perjalan menuju
telkom kamipun bertukar nomor handphone,pin bb,dan id line.Sampai telkom kami
langsung pisah karna punya kesibukan sendiri yaitu untuk daftar asrama.Sejak
itu aku tidak berjumpa lagi dengan edrea karna asrama kami berjauhan dan handphone
ku pun saat itu mulai rusak sehingga susah untuk komunikasi dengan teman teman
ku.
Akhirnya
registras asrama selesai.Aku dan mamak kupun menuju asrama B (Martha C
Tiahahu).Dalam perjalanan aku sejenak berpikir asrama manapun nomor kamar
berapun siapapun kawanku sekamar itu adalah rencanaNya dan itu yang terbaik
untuk ku.Sesampai di asrama B aku dan mamak disambut oleh senyuman kakak
helpdesk.”silahkan isi nama dek” “iya kak,nomor berapa kamar ku kak?”tanya ku “
403 dek”jawabnya,wow lantai empat. Yes,bisikku dalam hati.Seorang bapak pun
dengan baik hati memngankat cover merahku ke lantai 4.Ya tiba disana aku sudah
melihat sosok wanita cantik dengan senyum manis menyambutku.”hey”sapa dia “hey
juga ,eh nama kamu siapa?”grisel,kamu?” “aku titin munthe” “asal mana kamu
grisel?” “asli depok,kamu asal medan ya?” “oh,engga aku asal aceh” “lo kok
logat kamu kayak medan ya?” “hehe.iya banyak yang bilang kekgitu,karna memang
aku keturunan batak” “apa marga lo?” “munthe sel”oh iya sel udah beli
perlengkapan ospek?” “belum” “ayok belik bareng.”kami pun beli bareng
perlengakapan Ospek dan mamaku serta ibu grisel dikamar sambil cerita cerita
ntah apaitu yang di ceritakan,sedikit aku mendengar mamak ku cerita asal kami
ke ibunya grisel dan ibunya grisel bertanya tentang tsunami aceh 2004 dulu.
Tingggal
hitungan menit mamakku akan pulang ke aceh.Terasa tertusuk hati ini tapi tak
pernah ku tampakan wajah sedih ku pada
mamak ku,mamakkuupun demikian dia pura pura selalu tersenyum didepan ku padahal
aku melihat di mata indah mamak ku berkaca kaca.Kami pun menemukan taxi di
gerbang telkom university yang lumayan jauh berjalan dari asrama ku.Kucium
tangan mamak ku kucium pipinya ku peluk dengan erat tubuh mungilnya,kutahan air mata ku dan tetap
dengan senyum ku.”assalamualaikum mak” “waalalaikumsalam nak,salat jangan
tinggal ya nak rajin belajar” mendengar jawaban itu hati ku langsung seperti
amukan singa dimana semangat kuliah ku menggeledak.Kututup pintu taxi itu,air
mata ini pun terus keluar engga tau kenapa,sudah ku coba berkali-kali untuk
menghapusnya tapi air ini keluar terus
dari sudut mataku.
Kususuri jalan
aspal itu sendiri tanpa dampingan seorang wanita perkasa lagi,sambil
mengeluarkan air mata banyak orang yang melihat dengan aneh aku tak peduli
karna memang perpisahan malam itu membuatku termotivasi untuk cepat wisuda
supaya bisa kembali berkumpul dengan keluarga besar kami.Tiba di depan kamar
403 B akupun menghapus betul air mata ku,akupun masuk kekamar dengan pura pura
ceria “oiiii best”ku ucapkan salam itu sambil melemparkan senyum lebar ku ke
teman sekamarku.”oii,nyokap lu udah pergi?””iya best”jawabku dengan pelan.
Pukul 21.02
wib malam ini mata ku terasa berat sekali badan kupun sudah mulai teriak
meminta dibaringkan di kamar baru kasur orange baru mungkin karna satu hari ini
tubuh ku lelah mengurus registrasi asrama. Suasana tidur yang baru kini telah
tiba,semua terasa beda, biasanya kalau malam ketika mau tidur pasti datang 2
bocah imut menghampiri kasur ku minta tidur bareng dengan ku yang satu minta di
ules ules kepalanya yang satu mengulus ulus siku ku ntah kenapa kebiasaan aneh
adek kembar ku itu membuatku merindukan suasana rumah.
Tepat pukul 6
pagi akupun terbangun dan terserentak “salat subuh” teriakku sambil menuju
kamar mandi untuk mengambil air wudhu.Selesai salat subuh langsung ku rebahkan
badan ku ini di atas sajadah.Pagi ini semua terasa berbeda,disinilah saatnya
saya harus mandiri dan menjadi dewasa serta disini lah saatnya saya jadi contoh
untuk adik adik saya,bisik ku.