Sabtu, 07 Februari 2015

Tapi, air ini keluar terus dari sudut mataku!



 
4 agustus 2014 masih teringat di benak ku dimana malam itu jadi malam terakhirku di kampung halaman ku yang membuatku bebas mengekpresikan diri,kupamiti ku salimi semua saudara ku “pun pergi aku ya ke bandung kuliah”aku pamiti apun sambil bersalaman sambil memeluk .”pak.pergi titin ya pak kuliah,doakan  titin selalu ya pak”kusalami bapakku kali ini aku tidak bisa menahan airmata ku.Air mataku pun membasahi tangan kanan bapakku,ingin sekali rasanya aku peluk bapakku saat itu tapi merasa canggung mungkin karna usia yang sudah mulai besar.Malam itu adik kembarku di bawa kakak ku nginap dirumahnya jadi aku tidak bisa pamit kepad adik kembar kesayanganku yang selama ini menemani hari hari ku.Aku berbisik dalam hati ada untungnya juga adik adik ku tidak disini mungkin sempat mereka disini kepergian akan tertahan karna aku tidak sanggup melihat air mata adiku yang menangis di depan sambil minta ikut. Malam itupun aku berpamitan kepada salah satu guru kesayangan ku waktu SMA yaitu guru biologi ku sekaligus guru yang memotivasi ku selama ini yaitu ibu rizka,sebelum berpamitan ibuk rizka sempat memberi secangkir motivasi malam itu.Satu kata kata ibuk rizka yang masih membekas di hatiku yaitu apapun yang terjadi ingat Allah titin salat jangan pernah tinggal.”iya buk”jawab ku denga suara lirih.

Malam semakin terasa kelabu saat aku pergi ke rumah sahabat SMA ku.Aku ucapkan perpisahan dengan sahabat masa SMA ku yang ku beri julukan lelontoh itu sambil memeluk dia dengan isakan tangis yang tak bisa kubendung kali ini aku benar benar tidak bisa menahan air mata itu, si lelontohpun memelukku sambil menangis.”kok buru buru kali ko pergi,kenapa engga ko bilang pergi malam ini dari kemaren lola?”dia bertanya dengan nada suara yang seperti berat.ya lola itu julukan dia untukku.akupun terdiam saat itu tidak mampu untuk berbicara karna memang malam itu hanya mata ku yang dapat berbicara.Setelah lama kami menangis handphone ku pun berbunyi telepon dari mamak”dimana nak,ayok berangkat nak”kata mamak kesayangan ku.”iya mak”ku jawab dengan pelan.

Sampainya dirumah akupun menaiki mobil yang dibawa oleh abang kandugku sendiri dan aku didampingi sosok wanita yang luar biasa malam itu yaitu mamak ku.Sebelum berangkat aku panjatkan doa kepada Nya ku serahkan selanya kepadaNya.”Ya Allah berkahlah perjalan ku usiaku serta jadikan aku hambaMu yang selalu bersyukur”doaku malam itu.Sepanjang perjalan dari subulussalam aceh menuju bandara kuala namo aku hanya bisa menatap jalan jalan dan rumah gedung yang kami lewati.

Akupun dibanguni mamakku “sudah sampai nak di bandara”kata maka ku “emmmm”kutarik badanku.Abangkupun mulai menurunkan cover merah ku mungkin hampir sama berat cover itu dengan badan abang ku.Sampai di bandara kami antri untuk check in dan tepat pukul 09.00 pagi kami pun mulai memasuki pesawat.Sedikit gemetar gugup dan norak karna inilah penerbangan pertamaku.mamakkupun tersenyum melihat tingkah ku dan memelukku dan mengajariku membaca doa dalam penerbangan,setelah kami membaca doa semua nya terasa tenang.

Ternyata bukan aku saja perdana dalam penerbangan,disamping kursi mamakku ada seorang pemuda dengan badan membungkuk sambil membaca doa.”nak,baru pertama terbang ya”tanya mamak ku “iya buk”jawab pemuda itu “memang kamu mau kemana nak?” “ke bandung buk mau kuliah” “kuliah dimana kamu nak?” di Tekom niversity bu”.Terserentak aku menyangga obroban mamak dan pemuda itu “jurusan apa ko?”kutanya dengan wajah gembira.”s1 teknik telekomunikasi”jawabnya dengan selo “wahh sama kita,siapa nama ko?” jawab ku dengan logat ku.”edrea cioksidy,kamu?”dia bertanya balik “siti hartinah biasa di panggil titin munthe”jawab ku.”bagus ni nak kalian satu tujuan”kata mamakku.

Tanpa terasa karna keasikan mengobrol penerbangan kami tinggal 15 menit lagi.Dalam perjalanan ku aku tidak pernah membiarkan mataku tertutup tetap kutatapi pemandangan dari atas begitu luar biasa.Pesawat kamipun melewati ibu negara jakarta tinggal hitungan menit lagi kami akan sampai di bandara husen sastra negara,rasa gugup mulai muncul dibenakku,dan berpikir apa itu kuliah? Bagaimana cara kuliah ? ya aku ingat nasehat guruku sejenak “jalani dan serahkan segalanya kepada Allah”

Alhamdulillah.Kami pun tiba di bandara husen sastra negara bandung.Kulangkahkan kaki ini menuju tempat check out sambil memegang tangan mamak ku.Si edrea pun mengajak kami untuk menunggu supir yang dikirim teman bokapnya untuk menjemputnya,edrea pun mengajak kami untuk berangkat bareng ke telkom unversity.”ayok buk,tin bareng” ajak edrea “terima kasih sebelumnya ya nak”jawab ibuku.Dalam perjalan menuju telkom kamipun bertukar nomor handphone,pin bb,dan id line.Sampai telkom kami langsung pisah karna punya kesibukan sendiri yaitu untuk daftar asrama.Sejak itu aku tidak berjumpa lagi dengan edrea karna asrama kami berjauhan dan handphone ku pun saat itu mulai rusak sehingga susah untuk komunikasi dengan teman teman ku.

Akhirnya registras asrama selesai.Aku dan mamak kupun menuju asrama B (Martha C Tiahahu).Dalam perjalanan aku sejenak berpikir asrama manapun nomor kamar berapun siapapun kawanku sekamar itu adalah rencanaNya dan itu yang terbaik untuk ku.Sesampai di asrama B aku dan mamak disambut oleh senyuman kakak helpdesk.”silahkan isi nama dek” “iya kak,nomor berapa kamar ku kak?”tanya ku “ 403 dek”jawabnya,wow lantai empat. Yes,bisikku dalam hati.Seorang bapak pun dengan baik hati memngankat cover merahku ke lantai 4.Ya tiba disana aku sudah melihat sosok wanita cantik dengan senyum manis menyambutku.”hey”sapa dia “hey juga ,eh nama kamu siapa?”grisel,kamu?” “aku titin munthe” “asal mana kamu grisel?” “asli depok,kamu asal medan ya?” “oh,engga aku asal aceh” “lo kok logat kamu kayak medan ya?” “hehe.iya banyak yang bilang kekgitu,karna memang aku keturunan batak” “apa marga lo?” “munthe sel”oh iya sel udah beli perlengkapan ospek?” “belum” “ayok belik bareng.”kami pun beli bareng perlengakapan Ospek dan mamaku serta ibu grisel dikamar sambil cerita cerita ntah apaitu yang di ceritakan,sedikit aku mendengar mamak ku cerita asal kami ke ibunya grisel dan ibunya grisel bertanya tentang tsunami aceh 2004 dulu.

Tingggal hitungan menit mamakku akan pulang ke aceh.Terasa tertusuk hati ini tapi tak pernah ku tampakan wajah  sedih ku pada mamak ku,mamakkuupun demikian dia pura pura selalu tersenyum didepan ku padahal aku melihat di mata indah mamak ku berkaca kaca.Kami pun menemukan taxi di gerbang telkom university yang lumayan jauh berjalan dari asrama ku.Kucium tangan mamak ku kucium pipinya ku peluk dengan erat  tubuh mungilnya,kutahan air mata ku dan tetap dengan senyum ku.”assalamualaikum mak” “waalalaikumsalam nak,salat jangan tinggal ya nak rajin belajar” mendengar jawaban itu hati ku langsung seperti amukan singa dimana semangat kuliah ku menggeledak.Kututup pintu taxi itu,air mata ini pun terus keluar engga tau kenapa,sudah ku coba berkali-kali untuk menghapusnya tapi  air ini keluar terus dari sudut mataku.

Kususuri jalan aspal itu sendiri tanpa dampingan seorang wanita perkasa lagi,sambil mengeluarkan air mata banyak orang yang melihat dengan aneh aku tak peduli karna memang perpisahan malam itu membuatku termotivasi untuk cepat wisuda supaya bisa kembali berkumpul dengan keluarga besar kami.Tiba di depan kamar 403 B akupun menghapus betul air mata ku,akupun masuk kekamar dengan pura pura ceria “oiiii best”ku ucapkan salam itu sambil melemparkan senyum lebar ku ke teman sekamarku.”oii,nyokap lu udah pergi?””iya best”jawabku dengan pelan.

Pukul 21.02 wib malam ini mata ku terasa berat sekali badan kupun sudah mulai teriak meminta dibaringkan di kamar baru kasur orange baru mungkin karna satu hari ini tubuh ku lelah mengurus registrasi asrama. Suasana tidur yang baru kini telah tiba,semua terasa beda, biasanya kalau malam ketika mau tidur pasti datang 2 bocah imut menghampiri kasur ku minta tidur bareng dengan ku yang satu minta di ules ules kepalanya yang satu mengulus ulus siku ku ntah kenapa kebiasaan aneh adek kembar ku itu membuatku merindukan suasana rumah.

Tepat pukul 6 pagi akupun terbangun dan terserentak “salat subuh” teriakku sambil menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.Selesai salat subuh langsung ku rebahkan badan ku ini di atas sajadah.Pagi ini semua terasa berbeda,disinilah saatnya saya harus mandiri dan menjadi dewasa serta disini lah saatnya saya jadi contoh untuk adik adik saya,bisik ku.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda